Monday, June 20, 2016

Hari Ayah

Hari ini, sosial media diramaikan dengan post mengenai hari ayah.

Kebanyakan isinya foto seseorang dengan ayahnya, lengkap dengan judul 'Happy father's day!'.

Melihat foto-foto tersebut membuat saya ikut tersenyum. Kalau biasanya anak gengsi mengungkapkan rasa sayangnya ke orang tua, di hari ayah atau ibu kayaknya semua orang nggak mau kalah mamerin kasih sayangnya ke orang tuanya. Lagipula, apa lagi hubungan yang lebih manis daripada hubungan orang tua dengan anak? :)

Saya sendiri bukan tipe orang yang ngerayain hari ayah maupun hari ibu, sih. Tapi, dalam hati kadang pengen juga ikut posting. Sayangnya saya nggak punya foto berdua sama papa. Mau bikin baru juga nggak mungkin, karena ini tahun kedua kami tanpa papa.

Saya nggak pernah ngira papa akan pergi secepat itu. Ya, pernah, sih, karena papa memang sakit sejak lama dan sering banget bilang mungkin umurnya nggak akan sampai di angka 60. Tapi sampai sebelum papa akhirnya nggak ada, setiap malam saya berdoa supaya papa panjang umur dan selalu sehat.

Setidaknya sampai saya lulus kuliah.
Tidak, setidaknya sampai saya menikah.
Atau, sampai papa melihat cucunya yang terakhir.
Kalau bisa, sampai saya sukses bisa memberikan apa saja yang papa mau. Jadi papa bisa merasakan hari tua dengan nyaman, ternyaman sedunia.

Saya belum siap. Tapi rupanya Tuhan sangat sayang papa dan nggak membiarkannya merasakan sakit lebih lama. Dan rupanya kita nggak akan pernah siap dengan kehilangan, karena bahkan semua orang, berapapun umurnya, juga menangis ketika orang tuanya meninggal, dan menyesal karena merasa belum memberikan yang terbaik.

Saya sendiri juga punya penyesalan.

I do regret that we didn't talk too much like we used to, and we argued for too many little things.

But I'm so grateful that I could spend my childhood waiting for him at 4pm in front of our house, ran to him when he's coming, then he'd hold me and I'd proudly say "Ini papaku" to everyone, every single day.

I had chance to kiss & hug him every time I went out & came home for 21 years.

Yah, penyesalan itu wajar dan nggak bisa dihindari. Yang bisa kita lakukan hanya menghargai waktu kita bersama mereka selama mereka masih ada, menunjukkan rasa sayang kita, tanpa gengsi.

I love you, Pa.
Kalau waktu bisa diulang,
Aku akan bilang itu setiap hari.
Kalau perlu, jutaan kali.