Saya bukan seorang traveler, sih, tapi saya suka jalan-jalan dan setuju sama kalimat di atas.
Jaman masih sekolah, dibandingin temen-temen yang lain, saya paling nggak boleh ke mana-mana. Selain study tour yang resmi dari sekolah atau makrab setahun sekali, nggak ada ceritanya liburan jauh sama temen-temen. Sama keluarga pun nggak pernah, karena Papa bukan orang yang suka jalan-jalan. Sama sekali. Sampai akhirnya waktu kuliah semester 4, Papa mulai melunak dan akhirnya ngasih lampu hijau buat saya pergi liburan sendiri.
Liburan pertama saya itu ke Bali sama Ica, temen SMA yang sama juga ga pernah ke mana-mana. Bermodalkan browsing sana-sini, kami pergi liburan berdua aja di bulan Juni 2013. Itinerary yang agak berantakan, nyetir ke mana-mana sendiri mengandalkan aplikasi Waze, pengalaman water sport pertama, kuliner khas daerah, sampai insiden nyebur di pantai yang menelan korban tiga buah handphone..... Such an amazing experience. It was priceless.
Sejak saat itu selama kuliah, saya ngerasa harus nabung dan nyempetin jalan-jalan minimal setahun sekali. Belum banyak memang; Thailand, Jogja - Solo - Klaten, Singapura, dan Lombok. Mungkin buat orang lain biasa aja, toh tempat-tempat yang saya datengin termasuk common holiday places. Semua orang juga pernah ke situ. Perjalanannya pun nggak selalu mulus, ada aja kejadian nggak enak kayak dompet hilang. Tapi ya itu, nagih.
Pengalaman seru maupun nyebelin, rame-rame maupun dikitan, liburan ngirit maupun foya-foya dikit; semuanya tetep meninggalkan kesan yang menyenangkan. Visiting new places, tasting local foods, getting unexpected experiences....... My heart is filled with excitement just by imagining that.
Lebih dari sekedar foto untuk di-post di media sosial, setiap perjalanan menyisakan momen untuk diingat dan cerita untuk dibagi.
It let you embrace the beauty of the life, of the world.
Jadi, selagi bisa, jalan-jalan, yuk!
No comments:
Post a Comment